LEGENDA SEJARAH CURUG PLETUK
Pada zaman kerajaan Dahulu kala Desa Pesangkalan berupa
hamparan hutan luas datar tak bertebing,
pada masa itu dibuatlah tebing-tebing oleh Ratu solo, dengan kesaktianya Ratu
Solo membuat tebing-tebing sebagai benteng pertahanan dan ratu solo Mengutus Dewi Kinayung sebagai
penunggu salah satu tebing yang sekarang bernama curug Pletuk,pada awal
terbentuk desa.desa pesangkalan merupakan masuk wliayah Kabupaten Kebumen
karena asal usul penduduk Desa pesangkalan berasal dari kabupaten kebumen.
namun pada masa kepemimpinan kepala desa mbah Braja wijaya(mbah esek) dan
bupati banjarnegara sumitro kolopaking pada tahun 1930 Desa pesangkalan Di minta
oleh ndara kanjeng menjadi wilayah
kabupaten Banjarnegara.
Pada jaman wali datanglah ke desa
pesangkalan kanjeng sunan kali jaga pada saat itu masyarakat desa pesangkalan menyebutnya kanjeng
sunan lengger karena beliau cara
berdakwahnya melalui seni yang ada pada masyarakat desa, kebetulan kesenian
masyarakat desa pesangkalan adalah calung lengger.maksud dan tujuan kanjeng
sunan kali jaga adalah untuk meyebarkan agama islam dengan di dampingi tujuh
orang santri.seorang santri kaka beradik yang sakti dan bijaksana santri dari kanjeng
sunan kali jaga yang bernama Kyai bramasari dan Kyai empu
supa, kemudian di utuslah untuk tinggal sementar di bukit yang sekarang di
namakan curug mletuk.kyai empu supa merupakan seorang
empu (pembuat keris) di atas bukit yang sangat tinggi empu supa sehari-harinya
membuat keris
Suatu ketika empu supa seharian penuh
membuat keris tanpa istirahat sedikitpun sampai terbenamnya matahari, badanpun
tersa pegal-pegal dan letih tak lama kemudian empu supa istirah untuk tidur.Pagi-pagi
empu supa bangun merasakan pegal-pegal dan cape,empu supa berfikir untuk
mengobati pegal-pegal dan cape harus di bawa mandi supaya sembuh namun tak ada
air sedikitpun.
Karena di sekeliling tempat tinggal empu
supa dan bramasari tak ada air kemudian di keluarkan kesaktian empu
supa untuk mendatangkan air di injakan kaki kananya empu supa sebanyak
tiga kali kemudian keluarlah air jadilah kalen, namun empu supa merasa air
mengalirnya kurang banyak lalu di injakan lagi kaki kiri empu supa sebanyak
tiga kali lagi keluarlah air jadilah kalen lagi, jadilah dua kalen yang di
namakan kalen kembar,dari kalen kembar tersebut air mengalir diatas bukit yang
tinggi kemudian airnya mengalir terjun ke lembah dengan warna yang sangat putih
jernih,Yang di beri nama oleh empu supa CURUG MLETUK yang artinya CURUG( dalam
bahasa indonesi Air terjun), MLETUK( berasal dari basa jawa Miline sekang Etuk )
MLETUK (dalam bahasa indonesia mengalir dari sumber mata air).
Setelah menjadi CURUG MLETUK kyai supa
mengutus bidadari cantik sebagai
penunggu curug mletuk yang bernama dewi kinayung, yang semakin membuat
keramat curug mletuk bidadari cantik yang suka sekali dengan bunga namun bunga
kesukaan dewi kinayung bukan sembarang
bunga melainkan logam mulia sejenis emas yang dibentuk bunga.dewi kinaynug juga
memiliki burung perkutut dengan sangkar yang terbuat dari emas.Kyai supa dan kyai
brahmasari berpesan kepada dwi kinayumg supaya membantu memohonkan kepada alloh
SWT siapa saja yang berkunjung ke curug mletuk dengan pasanganya (pacar) akan
cepat putus dengan pacarnya apabila bukan jodohnya namun akan cepat menjadi
istrinya/suami apabila jodohnya.Selain itu juga siapa saja yang berkunjung ke
curug mletuk berdoa memohon kepada alloh SWT agar di naikan pangkat,drajatnya
akan di kabulkan.
Kemudian kyai empu supa membuat gapura
pintu masuk curug mletuk dengan sebuah batu kembar yang berada di sebelah kanan
dan kiri aliran air curug mletuk beliau mengutus macan putih sebagai penunggu
pintu masuk curug mletuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar